Aneka Disain Kebaya Pengantin Haute Couture

Aneka Disain Kebaya Pengantin Haute Couture

Senin, 07 Juli 2014

Baju Kebaya Untuk Usia 50 Tahun Ke Atas


KEBAYA sudah menjadi bagian bergaya para wanita Indonesia. Di masa lalu, kebaya menjadi pakaian sehari-hari. Baju ini sempat menempati posisi istimewa, yang hanya dikenakan untuk acara-acara bersifat formal dan penting. Makin berkembang, kebaya juga dibuat dalam bentuk beraneka ragam dan dikenakan sesukanya dan sesuai kebutuhan. Padahal, ada pakem yang harus dipenuhi untuk memakai kebaya.



Dengan upaya memperkenalkan pakem berkebaya yang benar, Upaya mengenalkan pakem kebaya yang benar dilakukan untuk memeringati Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April. Sebagai ibu negara, ibu Tien selalu mempertahankan pakaian dengan berkebaya. Ibu Tien tak hanya mamakai kebaya dalam seremoni tertentu, tapi juga dalam kegiatan sehari-hari. Untuk menunjang hal itu, wanita yang murah senyum itu memercayakan penampilannya berkebaya kepada Bress Soehardjo.

Ibarat seorang fashion stylish bagi ibu negara, Bress muda senang mendadani ibu Tien dengan kebaya yang akan dikenakannya dalam berbagai kesempatan.  Hingga akhirnya ibu Tien meninggal, Bress mendapat banyak peninggalan kain-kain kebaya dari ibu negara RI hingga 30 tahun itu. Dalam pergelaran ini, beberapa koleksi kebaya ibu Tien yang dimiliki Bress akan dijahit oleh desainer Andre Frankie untuk dipamerkan.

Kita harus bisa mengikuti sekecil-kecilnya yang dilakukan ibu Tien. Sanggul harus sanggul Jawa yang biasa dipakai ibu Tien. Di setiap sanggul memakai melati dan tusuk konde Jawa. Untuk berkebaya selop yang digunakan hanya boleh ukuran 5-7 cm. Jarik tidak dibuat seperti sarung, di mana jarik harus pakai wiron (lipatan). Ini adalah pakem sebenarnya memakai kebaya, imbuh wanita yang senang berkebaya ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.